REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA—Harga daging sapi terus mengalami kenaikan memasuki bulan Ramadhan tahun ini. Per kilogram daging sapi yang biasa dijual dengan kisaran harga Rp 50 ribu dsampai Rp 55 ribu, kini dijual dengan harga Rp 67 ribu sampai Rp 75 ribu.
Walaupun demikian, asosiasi yang terlibat bisnis daging sapi di Indonesia menegaskan kenaikan harga bukan disebabkan oleh masalah pasokan yang tersendat.
Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia, Teguh Boediyana, mengatakan, pasokan sapi potong ke rumah pemotongan hewan tidak tersendat dan berjalan seperti biasa. Bahkan sejumlah peternak lokal masih merasa kesulitan sapi potong mereka terserap ke pasar lantaran persaingan dengan sapi impor.“Makanya kenaikan harga ini bukan soal pasokan. Pasokannya aman-aman saja dan banyak,” ujar Teguh kepada Republika, di Jakarta, Rabu(11/8).
Menurut Teguh, tren kenaikan harga daging sapi pada bulan puasa dan menjelang Idul Fitri memang selalu terjadi setiap tahunnya. Tren yang sama akan berulang pada akhir tahun menjelang Natal, Tahun Baru, dan Hari Raya Imlek.
Walaupun demikian, Teguh memastikan, kenaikan harga daging sapi di pasar jarang yang dipicu oleh kendala pasokan ke pasar yang kurang lancar. Teguh menduga kenaikan harga daging merupakan sindikasi jaringan distribusi yang menguasai pasar domestik dan mempunyai cadangan daging sapi cukup banyak. “Karena peternak tetap tidak untung dan harga jual sapi mereka juga tidak naik kok,” imbuh Teguh.
Hal senada disampaikan Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo). Ketua Apfindo, Achmad, menjamin kecukupan kebutuhan daging sapi selama Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini. “Ketersediaan dan pasokan cukup. Tidak ada kendala kalau dari pasokannya,” kata Achmad.
Dia melanjutkan, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, pihaknya telah menyediakan sedikitnya 130 ribu ekor sapi potong. “Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan permintaan daging selama bulan puasa dan lebaran,” ucap Achmad.
Dengan ketersediaan sapi yang cukup, Achmad melanjutkan, seharusnya tidak ada alasan untuk para pedagang menaikkan harga jual daging sapi sampai lebaran mendatang. “Tapi memang faktanya selalu ada kenaikan harga menjelang puasa, padahal dari segi suplai tidak kurang. Mungkin karena permintaannya meningkat tajam,” tandas Achmad.