Senin 09 Aug 2010 01:56 WIB

Redenominasi Perkuat Posisi Tawar Rupiah

Rep: agung budiono/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,AKARTA -- Chief Economist, The Indonesia Economic Intelligence (IEI), Sunarsip menganggap, adanya wacana redenominasi rupiah dinilai penting untuk dilaksanakan. Pasalnya, selain bertujuan penyerderhanaan dalam pencatatan, redenonimasi secara psikologis ekonomi juga dapat meningkatkan daya tawar (bargaining position) nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya.

"Saya pikir ini kebijakan yang tepat, sudah saatnya kita melihat nilai mata uang kita. Jangan hanya wacana saja. Dengan redenominasi dapat memberikan bargaining position nilai tukar rupiah terhadap mata uang lainnya," paparnya di Jakarta, Ahad (8/8).

Menurut Sunarsip, pelaksanaan sosialisasi kebijakan redenominasi ini perlu dimulai saat ini juga. "Dilanjutkan dengan penarikan secara sistematis mata uang yang beredar dan menggantinya. Penerapannya secara ideal dapat dilakukan pada lima tahun mendatang," ujarnya.

Dia menuturkan, nilai tukar rupiah terus mengalami penurunan baik secara natural (depresiasi) maupun akibat kebijakan (devaluasi). Mata uang rupiah, jelasnya, relatif kurang memiliki kemampuan untuk melakukan apresiasi. "Nilai tukar mata uang Indonesia tidak kompetitif dibandingkan mata uang negara-negara lain, sekalipun negara-negara kelompok miskin (peer country)," tutur Sunarsip. Kondisi tersebut, jelas dia, menyebabkan nilai mata uang rupiah mudah "dikalahkan" oleh kekuatan mata uang negara-negara lain.

Ditambahkannya, karena nilainya yang terlalu lemah, sehingga mata uang rupiah seringkali dimanfaatkan oleh para spekulan untuk melakukan transaksi carry trade. "Artinya, para spekulator seringkali memanfaatkan selisih (disparitas) nilai mata uang antara valas dengan rupiah untuk mengambil keuntungan dari transaksi perdagangan valas," beber Sunarsip.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement