REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo menilai kenaikan TDL perlu dilakukan untuk mengurangi beban subsidi dalam anggaran negara. "Jika subsidi TDL tidak jadi dinaikan (pada awal Juli ini) maka akan ada beban tambahan lagi buat subsidi sebesar Rp 4 triliun," ujarnya Agus, dikantornya Rabu (30/6).
Sebelumnya, kata Agus, pemerintah telah menunda kenaikan BBM selama enam bulan ini. Sebagaimana diketahui rencana awal kenaikan TDL dilakukan pada awal Januari lalu sebesar 15 persen.
Namun melihat situasi perekonomian yang ada kenaikan itu ditunda, sampai akhirnya disepakati awal Juli ini dengan besaran 10 persen. "Akibat penundaan itu Ada kira-kira tambahan subsidi sebesar Rp 6 triliun," ungkapnya.
Menurut agus dari sekitar Rp 990 triliun penerimaan negara, Rp 201 triliun atau sekitar 20 persen diantaranya terpaksa digunakan untuk subsidi. Baik itu subsidi BBM, listrik, pupuk atau bentuk subsidi lainnya. Melihat berbagai pertimbangan itu, Agus menilai ada baiknya supaya subsidi itu dikurangi.
"Pengurangan subsidi ini baik untuk kekuatan budget, tetapi bukan berati tidak memperhatikan mereka-mereka yang termarginalisasi, nanti ada bantuan-bantuan langsung," terangnya. Adapun terkait dengan kontribusi Inflasi, pemerintah menilai kenaikan TDL 10 persen hanya akan memberikan kontribusi 0,03 persen.