Sabtu 19 Jun 2010 05:22 WIB

Harga Minyak Dunia Melemah, CPO Diperkirakan Stabil di 800 Dolar As

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN--Mengingat harga minyak mentah yang tren melemah di kisaran 70-an dolar AS per barel, harga crude palm oil (CPO) diperkirakan tetap bertahan di kisaran 800 dolar AS per metrik ton. "Kalau harga minyak bumi naik secara fantasis, baru harga CPO bisa di atas 900 dolar AS per metrik ton," kata External Advisory Group Kelompok Bank Dunia, Derom Bangun, di Medan, Jumat (18/6).

Menurut dia, sebenarnya permintaan CPO di pasar internasional terus membaik setelah dampak krisis mulai bisa diatasi dimana hal itu seharusnya memicu kenaikan harga jual. Tetapi, kata dia, harga CPO tidak hanya dipengaruhi permintaan, tetapi banyak faktor lain seperti harga minyak bumi.

Dengan harga CPO yang berkisar 800 dolar AS per metrik ton itu pada tahun ini, devisa Indonesia dari komoditas itu diperkirakan juga tidak terlalu jauh berubah dibanding tahun 2009. Terlebih, kata dia, bila volume ekspor tidak naik signifikan dari tahun lalu.

Menurut Bangun, berdasarkan catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), pada kuartal I 2010, total volume ekspor CPO Indonesia sudah naik sebesar 241 ribu ton dibandingkan periode sama tahun lalu atau menjadi 3,62 juta ton. Gapki tahun ini pun memprediksikan volume ekspor CPO Indonesia bisa mencapai 18 juta ton atau naik 2,5 juta ton dari 2009 yang masih 15,5 juta ton.

Ekspor yang naik itu karena permintaan yang terus meningkat. Berdasarkan data Godrej International, kebutuhan minyak sawit dunia tahun ini diperkirakan naik 5,5 juta ton karena didorong pemenuhan kebutuhan pangan sebesar 4 juta ton, juga dari biodiesel maupun oleokimia sejumlah 1,5-2 juta ton.

Kenaikan ekspor itu menunjukkan minyak sawit khususnya dari Indonesia semakin dibutuhkan. Kepala BPS Sumut Alimuddin Sidabalok mengatakan, nilai ekspor lemak dan minyak hewan/nabati di Sumut pada kuartal I 2010 naik 14,88 persen atau menajdi 861,887 juta dolar AS. Nilai ekspor itu naik hampir setiap bulan, dimana pada Maret misalnya masih 199,66 juta dolar AS, sementara pada April menjadi 294,028 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement