Ahad 19 Mar 2023 08:15 WIB

Peredaran Uang Kartal Yogyakarta Diproyeksi Naik Rp 6,1 Triliun

Yogyakarta akan menjadi salah satu tujuan utama wisata saat libur lebaran.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti prosesi Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (21/2/2023). Bank Indonesia (BI) memproyeksi peredaran uang kartal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal naik hingga Rp 6,1 triliun pada periode libur lebaran tahun ini karena menjadi tujuan wisata.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Abdi dalem Keraton Yogyakarta mengikuti prosesi Labuhan Alit di Pantai Parangkusumo, Parangtritis, Bantul, Yogyakarta, Selasa (21/2/2023). Bank Indonesia (BI) memproyeksi peredaran uang kartal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal naik hingga Rp 6,1 triliun pada periode libur lebaran tahun ini karena menjadi tujuan wisata.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksi peredaran uang kartal di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bakal naik hingga Rp 6,1 triliun pada periode libur lebaran tahun ini. Tingginya kenaikan itu seiring Yogyakarta yang bakal menjadi salah satu tujuan utama berwisata saat liburan sekaligus aktivitas masyarakat yang berangsur normal.

Kepala Perwakilan BI Yogyakarta, Harso Hutomo, mengatakan, pertumbuhan ekonomi Yogyakarta sepanjang 2022 mencapai 2,2 persen. Sektor pariwisata, termasuk subsektor meeting, incentive, convention, and exhibition atau MICE menjadi salah satu penopang perekonomian.

Baca Juga

Sektor pariwisata, lanjut Harso, turut memacu sektor transportasi hingga akomodasi karena pergerakan masyarakat ikut menggeliat. Lonjakan kegiatan sektor pariwisata akan menjadi fokus BI Yogyakarta untuk mengamati dampak yang ditimbulkan kepada sektor turunannya.

"Di tahun 2023 setelah dicabutnya kebijakan PPKM, tentu kami sudah persiapkan lebaran ini di mana pertumbuhan (perderan) uang kartal akan naik Rp 6,1 triliun. Ini meningkat sekali," kata Harso dalam Pelatihan Wartawan BI di Yogyakarta, Sabtu (18/3/2023).

Ia menuturkan, kedatangan tamu wisatawan mendorong aktivitas penarikan yang tunai melalui mesin ATM di wilayah Yogayakarta. Itu sebabnya, Bank Indonesia harus mengantisipasi meningkatnya kebutuhan uang tunai bagi wisatawan.

Tahun lalu, di saat pariwisata pertama kali mulai bergeliat, BI mencatat total kedatangan tamu wisata selama periode libur lebaran mencapai 7,4 juta jiwa. Jumlah itu dua kali lipat dari total penduduk masyarakat Yogyakarta yang hanya 3,9 juta jiwa.

"Jadi dua kali lipat dari jumlah penduduk sehingga pas lebaran kemarin penduduk Yogyakarta bahkan disuruh kepinggir dulu oleh Sultan supaya tidak menganggu tamu-tamu di Malioboro, kontribusi pariwisata sangat membantu sekali pertumbuhan ekonomi Yogayakarta," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement