Ahad 19 Mar 2023 02:52 WIB

Kemendag Kembangkan Pasar Ekspor di Kawasan Asia Selatan

Saat panen raya Indonesia tidak akan impor beras.

Head Of Operation International Coffee Organization Gerardo Pattacconi, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan didampingi Dirjen PPI Jatmiko  (dari kiri) melihat poster usai menandatangani Persetujuan Kopi Internasional (International Coffee Agreement/ICA) 2022 di Sekretariat Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization/ICO) London, Inggris, pada Rabu, (8/3).
Foto: Dok.Republika
Head Of Operation International Coffee Organization Gerardo Pattacconi, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan didampingi Dirjen PPI Jatmiko (dari kiri) melihat poster usai menandatangani Persetujuan Kopi Internasional (International Coffee Agreement/ICA) 2022 di Sekretariat Organisasi Kopi Internasional (International Coffee Organization/ICO) London, Inggris, pada Rabu, (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengembangkan pasar ekspor di sejumlah negara di kawasan Asia Selatan sebagai upaya menjaga ekonomi Indonesia tetap tumbuh.

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, kepada wartawan di Mamuju, Sabtu (18/3/2023) mengatakan, ekonomi Indonesia pada 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 5,31 persen dan tahun ini diperkirakan akan melambat.

"Tapi kita tetap dan akan melakukan ikhtiar dengan mengembangkan pasar-pasar ekspor di sejumlah negara," kata Zulkifli Hasan.

Selama ini, kata Zulkifli Hasan, pasar ekspor Indonesia adalah negara kawasan ASEAN, Eropa dan Amerika. Sehingga ia akan berusaha mengembangkan pasar ekspor baru agar ekonomi tetap tumbuh.

Ia menyampaikan bahwa pengembangan ekspor di kawasan Asia Selatan meliputi, Bangladesh, Pakistan dan India. Selain kawasan Asia Selatan, pengembangan ekspor baru juga akan menyasar kawasan Timur Tengah dan Afrika.

"Jadi, kita kembangkan pasar-pasar baru di Asia Selatan, Timur Tengah juga Afrika yang sebelumnya dikuasai oleh Tiongkok, Vietnam dan Thailand. Artinya, kalau ekonomi kita tumbuh, Sulbar juga tumbuh," jelas Zulkifli.

Sementara, ketika ditanya terkait adanya rencana impor 500 ribu ton beras, ia menyatakan bahwa saat ini sedang panen raya sehingga Indonesia tidak akan mengimpor beras. Namun tambahnya, jika setelah panen raya tetapi stok Bulog kurang, maka tidak menutup kemungkinan langkah tersebut akan dilakukan.

"Jadi seandainya stok Bulog kurang setelah panen raya, maka akan dijajaki melakukan pendekatan pada negara-negara yang punya beras banyak. Tapi kalau sekarang lagi panen raya, tidak ada impor beras," kata Zulkifli.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement