Jumat 03 Feb 2023 21:17 WIB

Badan Pangan Jamin Operasi Pasar Beras Tepat Sasaran

Food Station memiliki stok beras di gudang sebanyak 14 ribu ton.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Beras Food Station, Cipinang, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Badan Pangan Nasional bersama Perum Bulog memastikan kedatangan dan ketersediaan beras untuk melakukan stabilisasi pasokan di Pasar Induk Beras Cipinang.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Beras Food Station, Cipinang, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Badan Pangan Nasional bersama Perum Bulog memastikan kedatangan dan ketersediaan beras untuk melakukan stabilisasi pasokan di Pasar Induk Beras Cipinang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional bersama Perum Bulog memastikan kedatangan dan ketersediaan beras untuk melakukan stabilisasi pasokan di Pasar Induk Beras Cipinang. Pihaknya pun memastikan beras yang digelontorkan itu akan tepat sasaran dan dijual dengah harga terjangkau sehingga dapat menurunkan harga beras.

“Hari ini dibuktikan begitu bongkar kontainer kita langsung arahkan beras masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) melalu gudang Food Station sebagai mitra dan operator Bulog dalam kegiatan operasi pasar beras,” kata Arief di Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Baca Juga

Arief mengatakan, masuknya beras Bulog langsung ke gudang Food Station memangkas jalur distribusi. Dengan begitu, proses distribusi lebih cepat dan dapat menekan harga beras di tingkat konsumen secara bertahap. Selain itu, upaya tersebut juga merupakan bentuk dukungan stabilisasi beras di DKI Jakarta sebagai barometer nasional.

Tercatat saat ini Food Station memiliki stok beras di gudang sebanyak 14 ribu ton. Secara bertahap, stok beras akan terus ditingkatkan untuk menjaga pasokan ke PIBC sesuai kebutuhan per hari sebanyak 30 ribu ton.

 

“Kita tingkatkan secara bertahap stok di Food Station, saat ini yang sedang dibongkar 10 ribu ton. Beras yang datang ini kualitas premium, sudah kita uji kadar airnya 13,5 persen, artinya ini beras yang sangat bagus, namun nanti tetap kita salurkan dengan harga beras medium sesuai harga eceran tertinggi (HET),” ujarnya.

Arief mengatakan, sesuai arahan Presiden untuk mempercepat operasi pasar secara masif se-Indonesia, NFA juga telah menugaskan Bulog menggelontorkan beras yang masuk ke pasar-pasar di seluruh wilayah di Indonesia. Bulog sendiri sejak awal telah merencanakan kedatangan 500 ribu ton beras dari luar tidak di satu titik, tetapi tersebar di beberapa pelabuhan supaya mempercepat bongkar dan distribusi.

“Salah satunya di wilayah Jawa Timur. Paralel untuk wilayah Jatim sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Jatim dan Bulog Wilayah Jatim untuk mulai SPHP massif hari ini. Bulog sendiri sudah siap gelontorkan 49 ribu Ton. Operasi pasar ini terus kita lakukan sebagai bridging menunggu panen raya pada akhir bulan Februari, Maret, dan April,” paparnya.

Menurut Arief, saat ini stok beras yang ada di Bulog sebanyak 370 ribu ton dan akan bertambah 200 ribu ton dalam Februari ini. Artinya sampai dalam waktu satu hingga dua bulan kedepan, stok beras di Bulog harus distribusikan dan dihabiskan, karena panen raya akan berlangsung pada akhir bulan Februari, Maret, dan April.

“Setelah ini dihabiskan, siap-siap perencanaan untuk off take. Proses berikutnya adalah melakukan serapan, sehingga produksi dari petani di panen raya ini bisa memiliki harga yang baik,\" ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, akan mendorong peningkatan stok beras di gudang Food Station sebanyak mungkin guna mendukun beras di PIBC.

“Kita sepakat di bawah kendali NFA menyuplai sebanyak mungkin untuk kepentingan Food Station, kita sudah siapkan 10 ribu ton bongkaran hari ini kita masukan,” ujarnya.

Ia menegaskan, beras premium yang baru datang ini harganya sama dengan beras medium. Pihaknya meminta agar Satgas Pangan bersama rekan-rekan media turut mengawasi pendistribusiannya dan meminta agar melaporkan apabila terindikasi ada tindakan pengoplosan.

“Saya sampaikan ke Satgas Pangan untuk mengawasi, termasuk teman-teman wartawan. Supaya tujuan kita bahwa beras ini cukup dan tidak ada lagi yang mahal karena sebentar lagi kita panen raya,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement