Selasa 31 Jan 2023 00:55 WIB

Pelindo Siapkan Pengapalan Langsung dari Belawan ke India

Pelindo dan INA mempersiapkan pengapalan langsung dari Belawan ke beberapa negara.

Pekerja memotong besi di samping aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Internasional Belawan Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (15/7/2022). PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero bersama konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) sedang mempersiapkan pengapalan langsung (direct call) dari Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara ke sejumlah negara secara bertahap.
Foto: ANTARA/Fransisco Carolio
Pekerja memotong besi di samping aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Internasional Belawan Kota Medan, Sumatera Utara, Jumat (15/7/2022). PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero bersama konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) sedang mempersiapkan pengapalan langsung (direct call) dari Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara ke sejumlah negara secara bertahap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero bersama konsorsium Indonesia Investment Authority (INA) sedang mempersiapkan pengapalan langsung (direct call) dari Pelabuhan Belawan, Sumatra Utara ke sejumlah negara secara bertahap. Salah satu yang dibidik ialah India.

"Pelayaran direct call akan menjadi salah satu ikhtiar penting untuk meningkatkan daya saing eksportir sekaligus menghemat devisa," kata Staf Khusus III Kementerian BUMN Arya Sinulingga dikutip dari keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (30/1/2023).

Baca Juga

Pelindo menyebut, India dipilih sebagai salah satu tujuan prioritas karena potensinya yang besar dan posisinya yang strategis sebagai pintu gerbang Asia Selatan. Selain itu, nilai dan volume perdagangan antara Indonesia dan India juga terus meningkat.

Data perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UN Comtrade) mencatat, nilai perdagangan kedua negara pada 2016 hanya 16,92 miliar dolar AS. Lalu, pada 2021, nilainya naik hampir 25 persen menjadi 20,96 miliar dolar AS. Diperkirakan, jumlah tersebut akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di kedua negara.

Dari India, Indonesia banyak mendatangkan kendaraan bermotor, peralatan telekomunikasi, bahan bakar, daging kerbau, serta pakan ternak. Sebaliknya, Indonesia banyak mengekspor batu bara (nilainya mencapai 4,3 miliar dolar AS pada 2021), produk kelapa sawit (3,4 miliar dolar AS), besi dan baja (1 miliar dolar AS), bahan kimia (575 juta dolar AS) serta karet (331 juta dolar AS).

Sebagian dari komoditas ekspor ke India tersebut dikapalkan dari Sumatra melalui Pelabuhan Belawan (Sumatera Utara), Pelabuhan Perawang (Riau), dan sejumlah pelabuhan milik swasta di sepanjang Sungai Siak, Riau. Namun, Pelindo mengungkapkan, pengangkutan komoditas ekspor selama ini tak bisa dikapalkan langsung menuju negara tujuan. Peti kemas dari Riau harus dikirim dulu ke Belawan. Selanjutnya, dari Belawan mampir terlebih dahulu ke pelabuhan transit di luar negeri untuk digabungkan dengan peti kemas lain.

Akibatnya, para eksportir harus menanggung biaya sea freight yang mahal dan waktu tempuh lebih lama. Selain itu, negara harus menghabiskan banyak devisa karena sebagian besar jasa pengapalan dibayar dalam mata uang asing.

Pelindo juga menyebut Pelabuhan Belawan berpeluang besar memberikan layanan direct call, terlebih dengan digandengnya DP World oleh INA sebagai mitra strategis dalam konsorsium INA pada Agustus 2022. DP World merupakan operator global yang memiliki jaringan shipping line dan 60 pelabuhan internasional yang tersebar di lima benua.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement