Senin 30 Jan 2023 13:54 WIB

Aduh, Investasi di Sektor Energi Anjlok

Realisasi investasi sektor energi hanya menyentuh 26,8 miliar dolar AS.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kamis (5/1/2023). Realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada tahun 2022 tak mencapai target.
Foto: ANTARA/Bayu Pratama S
Kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Kamis (5/1/2023). Realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada tahun 2022 tak mencapai target.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) pada tahun 2022 tak mencapai target. Semula APBN menargetkan investasi sektor ESDM bisa menembus angka 31 miliar dolar AS, realisasi hanya menyentuh 26,8 miliar dolar AS.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menjelaskan penurunan investasi pada tahun lalu karena kondisi global yang memang membuat negara dan perusahaan hati-hati dalam menggelontorkan investasi. Khususnya di sektor minyak dan gas bumi, realisasi investasi hanya 13,9 miliar dolar AS dari target sebesar 17 miliar dolar AS.

Baca Juga

"Sektor migas memang mengalami stagnasi. Hal ini karena beberapa kegiatan investasi di sektor migas banyak yang belum berjalan," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Senin (30/1/2023).

Arifin menjelaskan penopang utama realisasi investasi sektor ESDM di tahun 2022 kemarin banyak dipasok dari sektor Mineral dan Batubara. Hal ini didukung kenaikan harga komoditas sehingga banyak perusahaan yang meningkatkan produksi maupun melakukan investasi terutama di sektor hilirisasi.

"Windfall kita di tahun 2022 memang didukung di sektor minerba dengan kondisi harga komoditas yang naik signifikan. Banyak juga investasi di smleter yang tumbuh di tahun lalu," ujar Arifin.

Soal kondisi global, Sekertaris Jenderal Kementerian ESDM Rida Mulyana menambahkan saat ini terutama di sektor migas kurang bergeliat dari sisi investasi karena memang banyak peluang pendanaan yang menahan pendanaan fosil. Belum lagi, di sektor perbankan juga banyak berhati hati dalam mengucurkan dana di tengah kondisi perekonomian global yang masih tidak menentu.

"Investasi ke migas itu, institusi pendanaan dan perbankan itu selalu mengaitkan untuk mereduksi emisi. Ini menjadi salah satu tantangan tersendiri," ujar Rida.

Pada 2023, Kementerian ESDM menargetkan investasi di sektor ESDM bisa mencapai 33,5 miliar dolar AS. Sektor migas diharapkan bisa berkontribusi 17,4 miliar dolar AS. Sedangkan untuk sektor Minerba, pemerintah mengambil target konservatif melihat pergerakan harga komoditas, sehingga dipatok 7,7 miliar dolar AS.

Sedangkan di sektor listrik pada tahun 2022 berkontribusi 5,8 miliar dolar AS dan ditargetkan bisa berkontribusi 6,6 miliar dolar AS pada tahun ini. Sektor EBT berkontribusi 1,6 miliar dolar AS pada tahun 2022 dan diharapkan bisa meningkat 1,8 miliar dolar AS pada tahun 2023.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement