Sabtu 28 Jan 2023 20:37 WIB

Hampir Rampung, Pemerintah Terus Kawal Penyelesaian KCJB

KCJB diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Kereta Cepat Jakarta Bandung saat ditinjau oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan sejumlah wartawan, di Stasiun Tegal Alur, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023). Pemerintah terus mengawal penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KJCB) yang hampir rampung.
Foto: Republika/Nur Hasan Murtiaji
Kereta Cepat Jakarta Bandung saat ditinjau oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan sejumlah wartawan, di Stasiun Tegal Alur, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023). Pemerintah terus mengawal penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KJCB) yang hampir rampung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah terus mengawal penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KJCB) yang hampir rampung. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, progres pembangunan konstruksi saat ini telah mencapai sekitar 84 persen atau menyisakan sekitar 16 persen lagi pekerjaan yang harus diselesaikan.

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menargetkan proyek pembangunan KCJB rampung pada Juni 2023 dan diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada Juli 2023.

Baca Juga

“Pak Luhut (Menkomarves), Pak Erick (Menteri BUMN), dan saya ditugaskan Bapak Presiden untuk mengawal proyek ini. Kereta ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing bangsa kita,” ujar Budi saat meninjau proyek KCJB di Stasiun Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/1/2023).

Ia mengatakan, pembangunan proyek infrastruktur transportasi publik seperti kereta cepat ini diperlukan untuk mengatasi berbagai permasalahan, salah satunya masalah kemacetan. Apalagi, biaya dari kemacetan mencapai triliunan.

"Oleh karena itu Bapak Presiden memberikan tantangan kepada kami untuk bangun MRT, LRT, kereta cepat, dan transportasi publik lainnya, yang diharapkan bisa mengurangi kerugian yang ditimbulkan akibat kemacetan," ucap Budi.

Budi menambahkan, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang memiliki kereta cepat yang berkecepatan hingga 360 km per jam. Ia juga mengungkapkan, kereta cepat dibangun dengan teknologi yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan menambah pengalaman SDM di bidang perkeretaapian.

Pembangunan MRT, LRT, dan kereta cepat yang berteknologi tinggi, dapat menjadi laboratorium bagi anak bangsa untuk belajar. Hal itu berkaca pada negara Eropa, Jepang, dan lainnya sudah biasa membangun.

"Oleh karenanya, kita harus melakukan suatu hal yang baru, agar kita memiliki pengalaman dan bisa membangun infrastruktur transportasi publik dengan lebih baik lagi ke depannya," kata Budi.

Guna mempersiapkan operasional KCJB, pemerintah telah menggandeng dua perusahaan konsultan asal Inggris yaitu The Crossrail International dan PT Mott Macdonald Indonesia. Selanjutnya, saat ini pengerjaan proyek KCJB terus berlangsung untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan seperti track laying, sistem listrik aliran atas, dan penyiapan akses dan integrasi antarmoda, agar semakin memudahkan masyarakat untuk mengaksesnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement