Rabu 18 Jan 2023 10:10 WIB

Microsoft akan Pangkas Ribuan Pekerjaan

Sebagian pekerjaan yang hilang berasal dari divisi SDM dan teknik.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolandha
Logo Microsoft
Foto: ©Mashable
Logo Microsoft

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC -- Microsoft Corp berencana memangkas ribuan pekerjaan. Beberapa tugas diperkirakan akan dihilangkan di divisi sumber daya manusia dan teknik.

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang diharapkan, akan menjadi yang terbaru di sektor teknologi Amerika Serikat. Beberapa perusahaan termasuk Amazon.com Inc  dan Meta Platforms Inc pun telah mengumumkan latihan penghematan dalam menanggapi permintaan yang melambat dan prospek memburuknya ekonomi global.

Baca Juga

"Dari perspektif gambaran besar, putaran PHK yang tertunda di Microsoft menunjukkan lingkungan tidak membaik. Kemungkinan terus memburuk," kata analis Morningstar Dan Romanoff, seperti dilansir Reuters, Rabu (18/1/2023).

Sky News melaporkan, Microsoft berencana memangkas sekitar 5 persen tenaga kerjanya atau sekitar 11 ribu peran atau tugas. Perusahaan berencana memotong pekerjaan di sejumlah divisi teknik.

Hal itu diungkap seseorang yang mengetahui masalah tersebut. Sementara Insider melaporkan, Microsoft dapat memangkas perekrutan staf sebanyak sepertiga.

Pemotongan akan jauh lebih besar dibandingkan putaran lainnya dalam satu tahun terakhir. Hanya saja, Microsoft menolak mengomentari laporan tersebut.

Per 30 Juni tahun lalu, perusahaan memiliki 221 ribu karyawan penuh waktu. Termasuk 122 ribu di Amerika Serikat dan 99 ribu internasional.

Microsoft berada di bawah tekanan untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan di unit cloud-nya Azure. Hal itu setelah beberapa kuartal penurunan di pasar komputer pribadi merugikan Windows dan penjualan perangkat.

Dikatakan pada Juli tahun lalu, sejumlah kecil peran telah dihilangkan. Pada Oktober, situs berita Axios melaporkan Microsoft telah memberhentikan kurang dari 1.000 karyawan di beberapa divisi. Sedangkan, saham Microsoft yang akan melaporkan hasil kuartalan pada 24 Januari, sedikit lebih tinggi pada perdagangan sore.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement