Kamis 22 Sep 2022 14:26 WIB

Erick Thohir: Indonesia Harus Jadi Produsen Industri Halal Dunia

Indonesia memiliki potensi menjadi pemain besar dalam industri halal dunia.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nidia Zuraya
Kawasan industri halal. Ilustrasi
Foto: MCIE
Kawasan industri halal. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan komitmen BUMN dalam mendukung industri halal dan ekonomi syariah Indonesia. Erick menyebut Indonesia memiliki potensi menjadi pemain besar dalam industri halal dunia, baik lewat sektor makanan, minuman, kesehatan, obat-obatan, kosmetik, fashion, media, hingga pariwisata.

"Kita jangan hanya menjadi konsumen bagi negara lain, tapi harus menjadi produsen dan pemain global. Kita eksplorasi dari sudut pandang produsen lokal yang bervisi global," ujar Erick dalam Islamic Finance Summit 2022 bertajuk Building Economic Resilience During Uncertainty by Strengthening Halal Industry pada Kamis (22/9/2022).

Baca Juga

Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menyebut penguatan ekosistem keuangan syariah dan industri halal dapat menjadikan Indonesia sejajar dengan negara-negara Muslim maju lainnya. Erick berharap kolaborasi BUMN dengan sejumlah pihak dapat meningkatkan pertumbuhan ekosistem ekonomi syariah secara pesat, sekaligus memperkuat akar persatuan bangsa dan membawa Indonesia maju, makmur, dan mendunia.

BUMN, ucap Erick, memiliki segudang program yang dapat meningkatkan penetrasi produk halal melalui program Mekaar untuk usaha-usaha ibu-ibu, Pasar Digital (PaDi) UMKM, program bakti BUMN, dan santriprenur yang fokus pada pondok pesantren sebagai mercusuar perabaan serta fondasi perekonomian umat.

"Kita harus memastikan pasar industri halal Indonesia yang besar ini kembali memberikan manfaat yang besar pula bagi bangsa, bukan untuk bangsa lain," lanjut pria kelahiran Jakarta tersebut.

Erick menilai semangat kedaulatan bangsa menjadi alasan utama di balik transformasi dan inovasi yang terhadi di BUMN. Dia mengatakan pengelolaan penyertaan modal negara (PMN) merupakan dorongan bagi langkah penugasan agar BUMN semakin tangkas dalam menyelesaikan program dan proyek stategis nasional (PSN) secara transparan, profesional, dan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

"BUMN telah membuktikan kontribusi mencapai Rp 1.198 triliun selama tiga tahun terakhir, ini meningkat Rp 68 triliun dari sebelum pandemi. Kita harapkan dividen dan kontribusi BUMN dapat terus bertumbuh, tentunya dilandasi nilai-nilai Akhlak," kata Erick menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement