Sabtu 17 Sep 2022 18:45 WIB

Usaha Rintisan Dukung Pengembangan Bisnis Ramah Lingkungan

Pemerintah mendukung bisnis yang menerapkan prinsip berkelanjutan.

Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup
Foto: pixabay
Ilustrasi Bisnis Rintisan atau Startup

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sejumlah pelaku usaha rintisan atau startup bidang makanan dan minuman mendukung upaya pengembangan usaha yang ramah lingkungan atau berkelanjutan. Dukungan tersebut terlihat pada ajang Eco-Innovators Showcase yang digelar belum lama ini. 

Dalam kegiatan itu, para startup terpilih dapat menampilkan produk mereka. Kemudian, ada program Eco-Innovators Pitching yang mana para Founder atau perwakilan dari startup  berbagi tentang solusi berkelanjutan mereka.

 

"Ada solusi yang bisa kita lakukan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, khususnya kemasan makanan. Kita tidak bisa melakukan ini sendirian dan kita harus melakukannya bersama-sama. Kita semua, untuk membuat kemasan alternatif dari bahan non-plastik,” ujar CEO Instellar Romy Cahyadi dalam keterangannya di Jakarta, akhir pekan ini. 

 

Ke-10 eco-innovators tersebut adalah EcoplastID (Bandung), Go Purun (Banjarmasin), Rumah Jambe-e (Jambi), Plépah (Jakarta) yang memproduksi wadah makanan atau peralatan makan dan minum yang dapat dibuat kompos.

 

Kemudian, ada Allas (Jakarta) dan Koinpack (Jakarta) yang menyediakan wadah makanan minuman yang dapat dikembalikan dan digunakan kembali. Biopac (Bekasi) dan Evoware (Jakarta) yang memproduksi wadah atau kemasan makanan yang dapat dimakan. Juga Izifill (Bandung) dan Econesia (Jakarta) menyediakan stasiun air isi ulang atau dispenser.

 

Rengkuh Banyu Mahandaru, CEO dan Co-Founder Plépah, produsen kemasan makanan berkelanjutan yang menggunakan bahan daun pinang, mengumumkan dan membagikan inisiatif terbarunya, yaitu Fostering Futures yang akan diluncurkan 2023.

 

Foresting Future, lanjutnya, merupakan ruang merayakan inklusivitas kolektif, menyatukan gerakan kolaboratif, menuju masyarakat yang lebih ramah lingkungan, dengan bertanggung jawab secara sadar.

 

"Tujuan utamanya adalah untuk menyatukan semua kemungkinan positif dan kolaborasi yang menarik, sehingga secara kolektif kita dapat bergerak menuju gaya hidup sehari-hari yang berkelanjutan,” katanya pada "Talk: Solving the Plastic Problem".

 

Sementara itu, Kasubdit Tata Laksana Produsen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Ujang Solihin Sidik mengatakan, bisnis berkelanjutan atau ramah lingkungan merupakan bisnis masa depan.

 

"Semoga forum ini dapat menangkap minat para investor yang hadir, sehingga mereka semakin tertarik untuk menanamkan modalnya. Kami dari pemerintah siap untuk berkolaborasi, siap untuk mempromosikan dan bekerja sama untuk meningkatkan bisnis ini," katanya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement