Selasa 16 Aug 2022 16:08 WIB

Jokowi Target Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen pada 2023

Kita akan berupaya maksimal dalam menjaga keberlanjutan penguatan ekonomi nasional.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar RUU APBN tahun anggaran 2023 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2022-2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2022).
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pengantar RUU APBN tahun anggaran 2023 beserta nota keuangannya pada rapat Paripurna DPR pembukaan masa persidangan I DPR tahun sidang 2022-2023 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (16/8/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada 2023. Pemerintah pun berupaya untuk menjaga keberlanjutan penguatan ekonomi nasional.

Presiden Joko Widodo mengatakan, pelaksanaan berbagai agenda reformasi struktural terus dipercepat transformasi perekonomian. Hal itu dilakukan dengan menjaga kesehatan dan keberlanjutan fiskal untuk menghadapi risiko dan gejolak pada masa depan.

Baca Juga

"Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan sebesar 5,3 persen. Kita akan berupaya maksimal dalam menjaga keberlanjutan penguatan ekonomi nasional," ujarnya saat RUU APBN Tahun Anggaran 2023 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR, Selasa (16/8/2022).

Menurutnya ekspansi produksi yang konsisten akan terus didorong untuk membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Dia juga menekankan berbagai sumber pertumbuhan baru harus segera diwujudkan. 

"Investasi harus dipacu serta daya saing produk manufaktur nasional di pasar global harus ditingkatkan," ucapnya.

Jokowi menyebut sektor swasta telah semakin kuat sebagai motor pertumbuhan. Maka itu, kata dia, manajemen kebijakan fiskal akan lebih diarahkan untuk menciptakan keseimbangan antara perbaikan produktivitas dan daya saing. 

"Dengan semakin kuatnya sektor swasta sebagai motor pertumbuhan, maka manajemen kebijakan fiskal dapat lebih diarahkan untuk menciptakan keseimbangan antara perbaikan produktivitas dan daya saing," kata Presiden.

Adapun bauran kebijakan yang tepat, serta sinergi dan koordinasi yang semakin erat antara otoritas fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan menjadi modal yang kuat dalam rangka akselerasi pemulihan ekonomi nasional serta penguatan stabilitas sistem keuangan.

Target pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,3 persen lebih besar dibanding target pemerintah APBN 2022 sebesar 5,2 persen. Target pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia menandakan pemulihan ekonomi terus berjalan setelah pada 2021 ekonomi tumbuh 3,69 persen karena dampak pandemi Covid-19.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,9 persen pada 2023. Menurutnya pertumbuhan ekonomi yang kuat dan inklusif diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

"Dari sisi domestik kami memandang bahwa prospek pemulihan ekonomi nasional terus menguat, berkaca pada efek periode terjadinya komoditi boom pada 2011 dan 2012," ujarnya saat Rapat Paripurna DPR ke-24, Selasa (31/5/2022).

Menurut dia, investasi akan menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, terutama dengan memanfaatkan harga komoditas yang tinggi, serta akselerasi transformasi ekonomi.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement