Ahad 26 Jun 2022 09:10 WIB

NFA: Panen Jagung Berlimpah, BUMN Diminta Mobilisasi Pasokan

NFA menyebut Sumbawa yang sedang panen jagung alami keterbatasan logistik pangan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petani membersihkan hasil panen jagung (ilustrasi). Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), menyampaikan pasokan jagung tengah berlimpah lantara telah memasuki masa panen. NFA pun meminta BUMN dan Kemenhub membantu petani memperlancar distribusi pasokan.
Foto: Antara/Arnas Padda
Petani membersihkan hasil panen jagung (ilustrasi). Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), menyampaikan pasokan jagung tengah berlimpah lantara telah memasuki masa panen. NFA pun meminta BUMN dan Kemenhub membantu petani memperlancar distribusi pasokan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pangan Nasional (National Food Agency/NFA), menyampaikan pasokan jagung tengah berlimpah lantara telah memasuki masa panen. NFA pun meminta BUMN dan Kemenhub membantu petani memperlancar distribusi pasokan. 

Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menuturkan, salah satu wilayah panen jagung yang surplus berada Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).“NTB salah satu produsen pangan terbesar salah satunya Jagung dan panen jagung terus berlimpah, akan tetapi tidak dapat terdistribusi dengan cepat lantaran keterbatasan logistik pangan," katanya dalam pernyataan resmi diterima Republika.co.id, Ahad (26/6/2022). 

Arief mengatakan, BUMN pangan bersama Kementerian Perhubungan harus membantu percepatan mobilisasi hasil pangan dengan optimalisasi fungsi pelabuhan sebagai upaya mempercepat arus pergerakan barang terutama bahan pangan. 

Pihaknya juga terus mendorong kerjasama berbagai stakeholders terkait dalam distribusi pangan antar wilayah sehingga merata dan terjangkau ke semua daerah. 

“NFA bersama Kementerian Perhubungan, Bulog, ID Food, Pinsar, PT Seger Agro Nusantara, serta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Dompu harus bergotong royong percepatan logistik pangan.”Jelasnya.

Ia menegaskan, ekosistem pangan harus segera dibangun dan didukung oleh fasilitas pelabuhan yang baik, yang nantinya akan melancarkan distribusi sehingga produksi petani cepat terserap dengan baik. 

"Produksi jagung di sini luar biasa, sehingga kalau diserap dengan harga baik petani juga akan semangat bertanam.” ujar Arief. 

Jika ekosistem pangan itu sudah berjalan, Arief meyakini bahwa produksi pangan yang ada di NTB seperti jagung yang cukup berlimpah akan menjadi sumber pangan bahkan bisa didorong untuk ekspor.  

“Kalau stoknya cukup kita bisa simpan untuk sampai panen berikutnya, sisanya kita dorong ekspor ini adalah waktunya kita bersaing keluar sesuai arahan Bapak Presiden.” ujarnya.  

Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulpyana mengungkapkan, pihaknya akan fokus dalam membantu mengurai penyempitan-penyempitan arus keluar (bottleneck) komoditas pangan melalui jalur laut sebagai upaya memperlancar distribusi pangan antarwilayah. 

“Di NTB ini kita banyak melakukan studi untuk pembukaan jalur supaya tidak terjadi bottle neck tadi. Selama ada pasar, selama ada sumber, selama ada barangnya kita akan optimalisasikan” ungkap Andre. 

Untuk mempercepat aktivitas bongkar muat khususnya komoditas jagung yang menjadi andalan wilayah ini, akan diupayakan percepatan produktivitas pelabuhan Badas Sumbawa dengan menambah jumlah crane operasional dan alat grain pump. Begitupula di Pelabuhan Bima dibutuhkan perluasan fasilitas pelabuhan dan penambahan frekuensi kapal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement