Selasa 26 Apr 2022 10:12 WIB

IHSG Kembali Terkoreksi Tertekan Penurunan Saham Big Caps Migas

Pergerakan IHSG tertekan saham big caps yang masuk jajaran top losers

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pekerja membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Selasa (26/4). IHSG turun tipis ke level 7.208 melanjutkan penurunan pada perdagangan kemarin yang ditutup melemah sebesar 0,13 persen.
Foto: ANTARA/Reno Esnir
Pekerja membersihkan lantai di depan layar indeks harga saham gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Selasa (26/4). IHSG turun tipis ke level 7.208 melanjutkan penurunan pada perdagangan kemarin yang ditutup melemah sebesar 0,13 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada perdagangan Selasa (26/4). IHSG turun tipis ke level 7.208 melanjutkan penurunan pada perdagangan kemarin yang ditutup melemah sebesar 0,13 persen. 

Kenaikan indeks LQ45 pada awal perdagangan ini tidak cukup kuat membawa IHSG ke zona hijau. Pergerakan IHSG tertekan oleh saham berkapitalisasi jumbo yang masuk ke dalam jajaran top losers. 

Secara sektor, saham-saham big caps yang mengalami penurunan tersebut berasal dari sektor migas dan tambang. INCO terkoreksi 5,18 persen, ANTM melemah 3,44 persen, ADMR terpangkas 2,99 persen, dan ADRO turun 1,87 persen. Selain itu ada juga GOTO yang kembali anjlok 4,88 persen. 

Pilarmas Investindo Sekuritas mengatakan penurunan IHSG yang terjadi sejak kemarin dipengaruhi oleh sentimen eksternal. Perdagangan tampaknya terpengaruh kekhawatiran lockdown di China akan berdampak luas terhadap pertumbuhan ekonomi China dan global. 

"Pelaku pasar dan Investor juga akan mencermati kebijakan dari Cina karena China berada di bawah tekanan kasus baru covid-19," kata Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, dikutip Selasa (26/4). 

Menurut riset, kebijakan negara nol Covid di tengah wabah Covid juga membebani sentimen. China terus berpegang pada kebijakan nol Covid-19 dengan tindakan penguncian ketat yang diberlakukan di kota tersebut.

Hal ini diberlakukan sehubungan pemerintah China sedang berusaha menahan gelombang infeksi virus corona baru di kota terbesarnya, Shanghai. Shanghai hampir seluruhnya dikunci selama berminggu-minggu dan telah melaporkan 51 kematian baru akibat Covid-19 pada Senin kemarin. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement