Senin 11 Apr 2022 14:16 WIB

Jokowi Minta Hipmi Beradaptasi Terhadap Ketidakpastian Global

Jokowi juga menekankan pentingnya pengusaha konsistensi dalam menciptakan inovasi.

Rep: Dessy Suciati Saputri / Red: Nidia Zuraya
Presiden Joko Widodo menerima jajaran pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/4/2022).
Foto: Antara/BPMI
Presiden Joko Widodo menerima jajaran pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/4/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima jajaran pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/4/2022). Menurut Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPP Hipmi) Mardani H Maming, dalam pertemuan ini Presiden menyampaikan kondisi dunia saat ini yang tidak dapat diprediksi dan berdampak terhadap Indonesia.

Situasi yang tak terduga mulai dari pandemi Covid-19 hingga perang Rusia-Ukraina berdampak pada pelaksanaan program-program pemerintah. “Beliau tadi menyampaikan salah satunya adalah banyaknya situasi yang tidak terduga, program-program yang beliau laksanakan yang dulunya bisa terlaksana sesuai terencana, karena ada Covid itu juga terjadi kendala, dan setelah Covid mau membaik setelah itu ada lagi perang Ukraina sehingga banyak tidak terduga,” ujar Mardani usai pertemuan di Kompleks Istana Presiden, Jakarta.

Baca Juga

Karena itu, Jokowi pun menyarankan pengusaha muda Hipmi untuk terus beradaptasi dengan situasi yang tak terduga saat ini. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya konsistensi dalam menciptakan inovasi.

Menurut Mardani, Jokowi kemudian mencontohkan hilirisasi industri yang dilakukan oleh pemerintah. Melalui larangan pemerintah untuk mengekspor bahan mentah mineral seperti nikel dll, Indonesia bisa mendapatkan nilai tambah serta dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Peluang ini diharapkan dapat disambut oleh para pengusaha muda untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia, apalagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada 2030.

“Dan itu akan berlanjut ke mineral-mineral yang lain dan juga menyerap pekerjaan bagi masyarakat Indonesia yang harusnya disambut sama pengusaha-pengusaha muda Indonesia khususnya di Hipmi agar bisa berjalan,” ujar Mardani.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement