Jumat 25 Feb 2022 17:30 WIB

BI Dukung Peluncuran Asian Green Bond Fund

Asian Green Bond Fund untuk mendukung program investasi hijau di Asia dan Pasifik.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (ilustrasi). Bank Indonesia (BI) mendukung hadirnya Asian Green Bond Fund yang diluncurkan Bank for International Settlements (BIS), organisasi kerja sama antar bank sentral, pada hari ini, Jumat (25/2/2022).
Foto: Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo (ilustrasi). Bank Indonesia (BI) mendukung hadirnya Asian Green Bond Fund yang diluncurkan Bank for International Settlements (BIS), organisasi kerja sama antar bank sentral, pada hari ini, Jumat (25/2/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mendukung hadirnya Asian Green Bond Fund yang diluncurkan Bank for International Settlements (BIS), organisasi kerja sama antar bank sentral, pada hari ini, Jumat (25/2/2022). Asian Green Bond Fund merupakan salah satu inisiatif Asian Consultative Council (ACC) BIS untuk mendukung program investasi hijau di kawasan Asia dan Pasifik.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, selaku Ketua ACC-BIS, menegaskan bahwa inisiatif pembentukan Asian Green Bond Fund menunjukkan komitmen bank sentral di kawasan Asia dan Pasifik. Hal ini dalam meningkatkan ketersediaan instrumen keuangan hijau.

Baca Juga

"Ini juga sejalan dengan salah satu agenda prioritas jalur keuangan pada Presidensi Indonesia di G20 tahun 2022," katanya dalam keterangan pers, Jumat (25/2/2022).

Hal senada juga disampaikan oleh Head of the BIS Banking Department, Peter Zoellner yang menyatakan bahwa inisiatif Asian Green Bond Fund merupakan komitmen nyata BIS. Yakni dalam memberikan alternatif investasi hijau bagi bank sentral di ranah global.

Keberadaan Asian Green Bond Fund  memperluas kesempatan investasi bagi bank sentral di Asia maupun di luar kawasan. Pada penempatan surat berharga dengan kriteria investment grade dan memenuhi international green standards.

Fokus pendanaan ditujukan guna mendukung proyek ramah lingkungan di berbagai sektor. Misalnya energi terbarukan dan efisiensi energi di kawasan Asia dan Pasifik.

"Hadirnya instrumen ini juga akan menambah alternatif instrumen keuangan hijau dalam pengelolaan cadangan devisa," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement