Kamis 30 Dec 2021 13:13 WIB

Menjaga Momentum Pemulihan Ekonomi 2022, Airlangga: Terus Berinovasi dan Optimistis Maju

Melandainya positif Covid-19 mendorong mobilitas masyarakat dan sektor strategis

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.menjelaskan beberapa hal yang akan mewujudkan prediksi pertumbuhan ekonomi di akhir 2021 tersebut,
Foto: Dok
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.menjelaskan beberapa hal yang akan mewujudkan prediksi pertumbuhan ekonomi di akhir 2021 tersebut,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perekonomian Indonesia diprediksi akan tumbuh di atas 5 persen pada Triwulan IV-2021 dan 3,7 persen sampai dengan 4.0 persen secara tahun penuh 2021. Prediksi tersebut diperkirakan akan tercapai di mana berbagai indikator utama dalam perekonomian nasional telah menunjukkan perbaikan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan beberapa hal yang akan mewujudkan prediksi pertumbuhan ekonomi di akhir 2021 tersebut, dalam acara Indonesia Business Forum TV One, Selasa (29/12) malam. Melandainya kasus positif Covid-19 mendorong mobilitas masyarakat dan berpotensi meningkatkan sektor-sektor strategis seperti industri manufaktur dan perdagangan.

Baca Juga

Selain itu, sektor lain yang mendukung pertumbuhan ekonomi yakni sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial karena semakin efektifnya penanganan Covid-19 dan meluasnya pelaksanaan vaksinasi, kemudian sektor informasi dan komunikasi akibat adaptasi kebiasaan baru yang membutuhkan koneksi internet, serta sektor pertambangan dan penggalian yang disebabkan tingginya permintaan ekspor dan penguatan harga komoditas.

Terkait pencapaian penerimaan perpajakan, tercatat sampai 26 Desember 2021 jumlah neto penerimaan pajak mencapai Rp 1.231,87 triliun atau menembus 100,19 persen dari target yang diamanatkan dalam APBN sebesar Rp 1.229,6 triliun. "Jadi dari sisi penerimaan aman dan dari segi Indeks Keyakinan Konsumen juga kami berharap akan naik lagi di Triwulan IV," tutur Menko Airlangga.

Kinerja investasi di 2021 juga tergolong sangat baik dan menjadi salah satu penopang pertumbuhan. Realisasi investasi pada Triwulan III-21 telah mencapai Rp216,7 triliun atau meningkat sebesar 3,7 persen (yoy), yang terdiri atas PMA sebesar Rp103,2 triliun (47,6 persen) dan PMDN sebesar Rp113,5 triliun (52,4 persen). Sepanjang Triwulan I-III 2021, realisasi investasi telah mencapai Rp 659,4 triliun atau 73,3 persen dari target realisasi investasi tahun ini sebesar Rp 900 triliun.

"Ke depannya, kita harapkan Indonesia Investment Authority bisa bergerak karena Pemerintah sudah memberikan modal Rp 30 triliun, sehingga tinggal realisasi proyek-proyek mana yang akan dibiayai. Kita juga mendorong berbagai Proyek Strategis Nasional yang hingga 2024 nilainya bisa mendekati Rp 5.000 triliun," tutur Menko Airlangga.

Membaiknya kondisi perekonomian tentu saja tak lepas dari sokongan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang telah digulirkan sejak 2020. "Klaster Insentif Usaha dan Perlinsos menjadi klaster yang mencatatkan realisasi tertinggi. Misalnya PPh Pasal 25 dan pajak UMKM yang ditanggung Pemerintah, PPNBM, dan PPn yang ditanggung Pemerintah untuk properti. Ini semua mendorong perekonomian bergerak, dan menunjukkan komitmen serta keseriusan Pemerintah mendukung masyarakat menghadapi pandemi," jelas Menko Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2022 ditargetkan dapat mencapai 5,2 persen. Target ini sejalan dengan proyeksi dari sejumlah lembaga internasional seperti IMF (5,9 persen), OECD (5,2 persen), dan World Bank (5,2 persen). "Proyeksi itu akan bisa dicapai dengan catatan kondisi kesehatan stabil, dan nilai ekspor naiknya besar karena harga komoditas juga sedang tinggi. Tapi momentum ini harus dilihat dalam 6 bulan pertama dulu untuk bisa memutuskan kebijakan selanjutnya," kata Menko Airlangga.

Pertumbuhan ekonomi di tahun depan tetap akan bergantung pada keberhasilan pengendalian pandemi yang didukung kedisiplinan masyarakat melaksanakan protokol kesehatan, menjalankan vaksinasi, dan membatasi kerumunan, kemudian respon kebijakan ekonomi yang tepat dari sisi fiskal dan moneter serta penciptaan lapangan kerja dan kesiapan bertransformasi.

"Kalau dari APBN capaiannya maksimal, kemudian dari segi investasi sudah memenuhi target, juga dari konsumen dan sektor industri yang pulih, maka inilah empat engine yang membuat ekonomi kita bergerak. Kemudian, engine yang juga penting adalah digitalisasi, yang di 2020 valuasinya mencapai US$40 miliar, di 2021 loncat ke US$70 miliar, dan di 2025 akan naik lagi ke US$130 miliar. Transformasi digital harus didorong karena ini dijalankan oleh anak-anak muda kita yang menjadi backbone perekonomian ke depan," ujar Menko Airlangga.

Di sisi lain, sejumlah risiko tetap harus diwaspadai agar tidak menganggu momentum pemulihan ekonomi ke depan. Risiko tersebut diantaranya kenaikan harga energi dan inflasi, disrupsi, krisis Evergrande di Tiongkok, dan normalisasi kebijakan moneter negara maju.

"Tahun 2021 adalah tahun yang berat, tetapi solusinya adalah inovasi dan optimisme. Jadi, bekal untuk 2022 adalah teruslah berinovasi, optimis, jadi kita akan maju. Jangan lupa prokes menjadi kunci, juga lakukan booster vaksin," tutup Menko Airlangga. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement