Ahad 26 Dec 2021 18:39 WIB

Kenaikan Harga Elpiji Bakal Kerek Inflasi

Inflasi akan terjadi tak hanya ke komponen transportasi, tetapi juga sembako.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
Petugas menata tabung LPG nonsubsidi 5,5 kilogram. PT Pertamina (Persero) resmi menaikan harga elpiji nonsubsidi.
Foto: Pertamina
Petugas menata tabung LPG nonsubsidi 5,5 kilogram. PT Pertamina (Persero) resmi menaikan harga elpiji nonsubsidi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) resmi menaikan harga elpiji nonsubsidi. Kenaikan harga elpiji ini akan mendorong kenaikan inflasi.

Direktur Eksekutif CORE Indonesia, Muhammad Faisal menilai kenaikan harga elpiji ini akan memberatkan masyarakat. Terutama, masyarakat kelas bawah dan kelompok UMKM rumahan yang memakai elpiji 12 kg untuk modal usahanya.

Baca Juga

"Kenaikan ini sangat berat, terutama buat masyarakat bawah," ujar Faisal kepada Republika.co.id, Ahad (26/12).

Faisal bahkan juga mengatakan kenaikan elpiji ini juga akan mendorong inflasi. Ia mengatakan inflasi bahkan terdorong tidak hanya ke komponen transportasi tetapi juga ke komponen sembako.

"Akan mendorong inflasi bukan hanya secara langsung ke komponen transportasi, tetapi juga efek domino ke komponen lainnya terutama sembako," ujar Faisal.

PT Pertamina (Persero) resmi mengubah harga jual elpiji nonsubsidi. Kenaikan harga elpiji 12 kg dan 5 kg ini berkisar antara Rp 1.600-Rp 2.600 per kg.

Corporate Secretary Sub Holding Commercial & Trading Pertamina, Irto Ginting menjelaskan penyesuaian harga elpiji terakhir dilakukan Pertamina pada 2017 lalu. Saat ini Pertamina menaikan 7,5 persen harga elpiji nonsubsidi tersebut.

"Pertamina menyesuaikan harga LPG non subsidi untuk merespon tren peningkatan harga Contract Price Aramco (CPA) LPG yang terus meningkat sepanjang tahun 2021," ujar Irto, Ahad (26/12).

Irto merinci saat ini CP Aramco November kemarin saja meningkat sampai 847 dolar per metrik ton. Harga ini naik 74 persen lebih tinggi dibandingkan harga 4 tahun lalu. Untuk itu, Pertamina menetapkan acuan harga.

"Besaran penyesuaian harga LPG non subsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7.5 persen berkisar antara Rp 1.600-Rp 2.600 per Kg. Perbedaan ini untuk mendukung penyeragaman harga LPG ke depan serta menciptakan fairness harga antar daerah," ujar Irto.

Irto memastikan kenaikan harga ini hanya terjadi di elpiji diluar subsidi. Untuk elpiji subsidi 3 kilo tak ada penyesuaian harga. "LPG subsidi 3 Kg yang secara konsumsi nasional mencapai 92,5 persen tidak mengalami penyesuaian harga, tetap mengacu kepada Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah," tambah Irto.

Irto juga memastikan Pertamina tetap akan menjamin stok dan distribusi elpiji di seluruh Indonesia. "Pertamina akan memastikan stok dan distribusi LPG berjalan dengan maksimal serta melanjutkan edukasi penggunaan LPG yang tepat sasaran," tambah Irto.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement