Selasa 30 Nov 2021 19:49 WIB

Menhub: Indonesia Siap Jadi Anggota Dewan IMO

IMO merupakan badan khusus PBB di sektor pelayaran.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Foto: Istimewa
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kembali mencalonkan diri sebagai anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) kategori C periode 2022-2023. Sebagai langkah persiapan menuju pemilihan pada Sidang Majelis IMO ke-32 pada 6-15 Desember 2021, di London, Inggris, Kementerian Perhubungan menggalang dukungan dari negara-negara anggota IMO dengan menggelar acara resepsi diplomatik yang dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hari ini, Selasa (30/11). 

“Indonesia siap menjadi anggota Dewan IMO, untuk terus berkontribusi memajukan sektor maritim dan pelayaran yang aman, selamat, dan juga ramah lingkungan,” kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (30/11). 

Baca Juga

Budi menjelaskan, selama menjadi anggota Dewan IMO Kategori C, Indonesia telah melakukan sejumlah inisiatif bagi kemajuan sektor maritim global. Salah satunya, Indonesia menginisiasi diadopsinya resolusi majelis umum untuk membantu para pelaut mengatasi tantangan dan kendala yang dihadapi akibat pandemi Covid-19. 

“Untuk melindungi keselamatan pelaut, kami berkomitmen mendukung kelancaran proses pergantian dan pemulangan kru kapal, dengan menyediakan sebelas pelabuhan di Indonesia untuk melakukan kegiatan crew changes,” jelas Budi.  

Inisiatif lainnya yang dilakukan Indonesia yaitu berkontribusi memastikan penegakan peraturan dan standar dalam keselamatan dan keamanan maritim, serta perlindungan lingkungan laut. Budi menuturkan, untuk peningkatan keamanan pelayaran lintas internasional, Indonesia telah menerapkan skema pemisahan lalu lintas di Selat Sunda dan Lombok, yang dilanjutkan dengan melakukan pemeliharaan navigasi internasional.

Budi mengatakan, Indonesia memiliki posisi strategis , yaitu berada di antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia yang menjembatani Asia dan Australia. "Oleh karena itu, sektor maritim memegang peran utama dalam menghubungkan nusantara, dalam rangka mendukung mobilitas orang maupun barang, serta dalam rangka melancarkan konektivitas maritim global," ungkap Busi. 

Di dalam keanggotaan IMO, Indonesia masuk dalam kategori C yang merupakan perwakilan dari negara-negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut. Selain itu juga mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis, bersama dengan Singapura, Turki, Cyprus, Malta, Moroko, Mesir, Meksiko, Malaysia, Peru, Belgia, Chile, Philipina, Denmark, Afrika Selatan, Jamaika, Kenya, Thailand, Liberia. dan Bahama.

Dengan menjadi anggota Dewan IMO, eksistensi Indonesia mendapat pengakuan dunia untuk turut menentukan kebijakan sektor transportasi laut dunia. "Khususnya di bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, serta perlindungan lingkungan maritim," ujar Budi. 

IMO merupakan badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan pada 1948. Badan tersebut bertanggung jawab atas isu-isu keselamatan dan keamanan pelayaran serta pencegahan terhadap polusi laut. IMO saat ini beranggotakan 172 negara serta 3 associate members dengan kantor pusat berada di Inggris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement