Ahad 28 Nov 2021 08:39 WIB

RI-Maroko Bahas Kerja Sama Ekonomi Kreatif

Kerja sama diharapkan memperkuat sektor ekonomi kreatif kedua negara.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan pertemuan dengan Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah untuk membahas potensi kerja sama di bidang ekonomi kreatif.
Foto: Dok STEI SEBI
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan pertemuan dengan Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah untuk membahas potensi kerja sama di bidang ekonomi kreatif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, melakukan pertemuan dengan Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah, di Jakarta, Jumat (26/11) akhir pekan ini. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas potensi kerja sama di bidang ekonomi kreatif karena sebelumnya belum terdapat kerja sama di sektor tersebut. 

Selain itu, kedua negara ini juga membahas potensi kerja sama pada penyelenggaraan agenda internasional. Sandiaga berharap kerja sama ini nantinya akan mempererat hubungan bilateral antar-kedua negara, khususnya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Baca Juga

“Mudah-mudahan kita bisa bekerja sama dan saling berkolaborasi dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif di kedua negara. Terutama di sektor ekonomi kreatif, sebab belum ada MoU dan kesepakatan kerja sama di bidang ekonomi kreatif antara Indonesia dan Maroko. Serta dapat membantu mempromosikan dan menghadirkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujarnya, dalam Siaran Pers, Ahad (28/11).

Maroko merupakan salah satu negara yang memberikan kontribusi pariwisata terbesar untuk Indonesia, mulai dari kuantitas turis hingga tingkat belanja turis. Tercatat, sebelum pandemi Covid-19, kunjungan wisatawan Maroko ke Indonesia pada tahun 2017 mencapai 11 ribu.

 

Duta Besar Maroko untuk Indonesia Ouadia Benabdellah, menyampaikan bahwa wisatawan Maroko memiliki kesamaan dengan wisatawan Indonesia, yakni cenderung stay cukup lama dan membeli produk ekonomi kreatif.

"Indonesia dan Maroko ini punya kesamaan saat berwisata, mereka datang stay yang cukup lama, lalu sama-sama senang membeli produk kerajinan tangan khas di negara tersebut, dan pulang dengan banyak koper untuk dibagi-bagikan ke kerabatnya," ujarnya.

Lebih lanjut, Ouadia menyampaikan bahwa pada tahun 2019, kesenian sahrawi Maroko hadir dalam pembukaan Pameran Internasional Kerajinan Kreatif 2019. Ia berharap nantinya Maroko bisa terlibat kembali dalam event internasional yang dimiliki Kemenparekraf.

Ouadia juga berharap event internasional yang dimiliki oleh Maroko seperti Festival Rabat bisa dikerjasamakan dengan Indonesia.

"Kami juga memiliki Festival Rabat, event ini 2 terbesar di dunia, ada satu juta pengunjung yang datang dan event ini juga masuk ke UNESCO. Semoga ini bisa dikerjasamakan," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement