Jumat 19 Nov 2021 07:03 WIB

Menhub: Pemulihan Industri Penerbangan Prioritas Bersama

Pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi industri penerbangan

Rep: Rahayu Subekti/ Iit Septyaningsih / Red: Nashih Nashrullah
Pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi industri penerbangan. Aktivitas penerbangan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi industri penerbangan. Aktivitas penerbangan di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, mengatakan pemulihan industri penerbangan nasional menjadi prioritas bersama yang harus dikolaborasikan dengan baik. Khususnya oleh semua pemangku kepentingan di sektor penerbangan. 

Budi mengatakan, pandemi Covid-19 sangat berdampak bagi industri penerbangan. "Tak hanya di Indonesia, melainkan juga negara-negara lain di dunia sehingga menimbulkan efek domino ke berbagai sektor," kata Budi dalam pernyataan tertulisnya, Kamis (18/11).  

Baca Juga

Sebagai negara kepulauan, kata Budi, Indonesia sangat bergantung pada konektivitas transportasi udara dalam rangka melancarakan mobilitas manusia maupun distribusi logistik.

Selain itu juga, ujar dia, mengurangi kesenjangan harga kebutuhan masyarakat sehari-hari juga bergantung kepada konektivitas transportasi udara, khususnya di wilayah Terdepan, Terpencil, Terluar dan Perbatasan (3TP). 

"Saya mengharapkan peran dan dukungan Indonesia National Air Carrier Association (INACA) untuk mendukung transportasi udara di Wilayah 3TP seperti di Papua, Sulawesi, Kalimantan, dan daerah lainnya,” tutur Budi.  

Budi juga berharap kepada INACA, untuk bersama pemerintah mewujudkan penyelenggaraan transportasi udara yang andal, selamat, aman, dan nyaman. Selain itu juga menjamin penerbangan yang sehat dengan pelaksanaan protokol kesehatan yang ketat.  

“Kami harap INACA dapat tetap terus proaktif mengkomunikasikan tantangan yang dihadapi industri penerbangan dan juga bagaimana mencari solusi bersama dalam upaya menyelesaikan tantangan tersebut,” tutur Budi.

Sementara itu, secara terpisah Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso, mengatakan memasuki kuartal IV 2021, kata dia, berbagai leading indicator telah menunjukkan perbaikan. Seiring perkembangan kasus positif Covid-19 yang terus membaik, mobilitas masyarakat mulai dibuka dan membuat berbagai sektor, terutama sektor perdagangan, kembali tumbuh tinggi. 

Pertumbuhan tabungan kelas menengah juga sudah mulai turun, dimana hal ini mengindikasikan konsumi masyarakat yang akan naik. Dengan adanya potensi ekspor untuk terus naik dan PMI yang mencapai level lebih tinggi, diharapkan dapat terus mendorong pertumbuhan ekonomi. 

Dengan prospek yang positif tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan berada di atas level 5 persen pada kuartal 4 2021 dan mencapai target pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ke depannya. 

“Selain optimisme dari berbagai capaian indikator ekonomi dan pengendalian Covid-19, kita perlu memanfaatkan Presidensi G20 Indonesia pada 2022, untuk menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam percaturan global terkait ekonomi, politik, dan isu-isu strategis lainnya serta  sekaligus untuk menarik investasi ke Indonesia,” jelas Susiwijono.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement