Senin 01 Nov 2021 16:44 WIB

Wamen BUMN: Bergabungnya EMI ke PLN, Percepat Dekarbonisasi

Komitmen menghadirkan ekonomi hijau diharapkan dapat mengakselerasi kesejahteraan

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Gita Amanda
Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury optimistis bergabungnya PT EMI sebagai keluarga besar PLN akan memberikan dampak positif, khususnya terkait upaya percepatan dekarbonisasi. (ilustrasi).
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury optimistis bergabungnya PT EMI sebagai keluarga besar PLN akan memberikan dampak positif, khususnya terkait upaya percepatan dekarbonisasi. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masuknya PT Energy Management Indonesia (EMI) (Persero) ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan memperkuat transformasi energi bersih sekaligus mengakselerasi ekonomi hijau Indonesia menuju target Carbon Neutral 2060.

Sebagai bentuk dukungan atas target pemerintah tersebut, PLN menargetkan dekarbonisasi sebesar 117 juta ton CO2 sampai 2025. Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury optimistis bergabungnya PT EMI sebagai keluarga besar PLN akan memberikan dampak positif, khususnya terkait upaya percepatan dekarbonisasi.

Baca Juga

"Kehadiran PT EMI akan mendukung percepatan dekarbonisasi," ujarnya.

Komitmen menghadirkan ekonomi hijau diharapkan dapat mengakselerasi kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.

Menuju ekonomi hijau, lanjut Pahala, PLN menyiapkan setiap proyek-proyek pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). Adapun, bergabungnya PT EMI sebagai anak usaha PLN maka ada empat sasaran utama. Pertama, sinergi internal antara PT Energi Management Indonesia dengan PLN. Kedua, peningkatan kapasitas dan kapabilitas dalam penyediaan layanan.

Ketiga, ekspansi bisnis konservasi ke pasar eksternal. Keempat, penciptaan nilai di keseluruhan ekosistem energi nasional. "Diharapkan, kehadiran PT EMI bisa membantu PLN dalam mengarahkan para pelanggannya untuk lebih efisien dalam menggunakan yang lebih bersih dan hijau," tambahnya.

Selain mendukung target dekarbonisasi sebesar 117 juta ton CO2 sampai 2025, kehadiran PT EMI juga akan berkontribusi melakukan dekarbonisasi sebesar 3,29 juta ton CO2 melalui proyek PLN. Tak hanya itu, EMI juga akan berperan dalam dekarboksilasi 4,19 juta ton CO2 di luar PLN.

Masuknya PT EMI menjadi keluarga besar PLN juga bukan kebetulan di saat Indonesia akan mengikuti Glasgow Climate Change Conference (COP26) di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya pada awal November 2021. COP adalah forum tingkat tinggi tahunan bagi 197 negara untuk membicarakan perubahan iklim dan bagaimana negara-negara di dunia berencana untuk menanggulanginya.

Semangat peleburan PT EMI ke tubuh PLN, seakan memberikan mendukung komitmen dan ambisi Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim dengan menahan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius. Bergabungnya EMI ke PLN juga menjadi salah satu upaya mendukung pengembangan energi bersih di sektor kelistrikan.

Terpisah, Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan bergabungnya PT EMI sebagai bagian PLN merupakan langkah yang tepat. "Penggabungan ini juga diharapkan bisa membuat efisiensi dalam kedua perusahaan tersebut. Hal ini bisa terjadi dikarenakan bisnis EMI dan PLN bersinggungan dan mempunyai keterkaitan satu dengan yang lain," ujarnya.

Menurut Mamit,  melalui penggabungan ini, rencana kerja antara PT EMI dan PLN bisa dilakukan sesuai dengan tujuan bersama. Sebagai perusahaan jasa energi (ESCo/Energy Service Company), maka target pemerintah untuk mencapai net zero emission di 2060 bisa terlaksana. Apalagi, rencana dalam RUPTL 2021-2030 yang mana porsi pembangkit EBT sebesar 51,6 persen bisa tercapai dengan penggabungan ini.

"Keberadaan EMI di tengah rencana pemberlakukan pajak carbon dipastikan sangat diperlukan bagi PLN ke depan karena di sinilah kemampuan EMI dalam memanagemen energi hijau milik PLN," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement