Kamis 28 Oct 2021 19:02 WIB

Marak Kasus Hilang Dana Nasabah, Jenius Tutup Sejumlah Akses

Jenius dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja menjalankan aplikasi Jenius. ilustrasi (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja menjalankan aplikasi Jenius. ilustrasi (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk menutup sejumlah akses yang menggunakan aplikasi Jenius, Bank BTPN. Hal ini mengingat maraknya kasus kehilangan dana nasabah.

Digital Banking Head PT Bank BTPN Irwan Tisnabudi mengatakan perusahaan mengajak masyarakat memahami pentingnya keamanan digital lewat program "Jenius Aman" yang bertujuan meningkatkan literasi masyarakat. Hal ini sekaligus menjaga keamanan data pribadi yang bersifat rahasia, terutama dalam ranah digital.

Baca Juga

“Penutupan dilakukan karena perusahaan menemukan berbagai insiden ini terjadi akibat praktik social engineering atau rekayasa sosial. Sejak itu sampai hari ini, kasus social engineering tidak terjadi lagi," ujarnya saat konferensi pers virtual, Kamis (28/10).

Irwan menjelaskan kasus-kasus penipuan yang terjadi pada nasabah karena dimanipulasi melalui social engineering oleh pelaku, sehingga menyerahkan data krusial yang dimanfaatkan pelaku. “Jenius dilengkapi dengan sistem keamanan berlapis untuk memastikan keamanan bertransaksi dan penyimpanan data. Kami juga menggunakan teknologi berstandar internasional, isolasi dan proteksi data berlapis, dan diawasi oleh Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Jadi program Jenius Aman untuk mengedukasi masyarakat tentang keamanan data pribadi agar dapat terhindar dari kejahatan siber yang terus berkembang,” jelasnya.

 

Berdasarkan hal itulah, BTPN akhirnya menambah beberapa langkah keamanan. Pertama, menerapkan kebijakan satu perangkat yang terhubung. Kedua, menutup akses log in melalui situs 2secure.jenius.co.id. 

Ketiga, menutup akses unlink device melalui aplikasi atau situs dan mengalihkannya ke Jenius Help 1500365 atau Kantor Cabang Sinaya Bank BTPN. 

Sementara itu, Konsultan Keamanan Siber Teguh Aprianto menambahkan ada kenaikan kejahatan siber dengan modus rekayasa sosial selama pandemi Covid-19.

“Situasi pandemi saat ini secara tidak langsung mendorong perubahan perilaku masyarakat dalam mengadopsi teknologi untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk kebutuhan perbankan. Sayangnya, hal ini diikuti dengan meningkatnya kejahatan siber yang mengintai para pengguna platform digital, salah satunya yang marak terjadi adalah dengan modus social engineering," ucapnya.

Dia berpesan kepada pengguna layanan, terutama dalam ranah digital, agar harus lebih berhati-hati saat menerima telepon, pesan singkat, ataupun pesan melalui media sosial yang mengaku dari pihak bank tertentu yang meminta data-data atau informasi bersifat pribadi dan rahasia, atau mengklik suatu tautan tertentu.

"Penyedia layanan bertanggung jawab untuk menjaga keamanan data dan dana nasabah, namun nasabah juga perlu waspada untuk melindungi data milik mereka agar tidak disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," ucapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement