Rabu 27 Oct 2021 10:48 WIB

ISEF Fokus Bahas Wisata Ramah Muslim, Haji, dan Umrah

Terdapat tiga strategi adaptasi kenormalan baru bagi pariwisata ramah Muslim.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi menunjukkan jamaah haji mengenakan masker pelindung wajah, berputar-putar di sekitar Ka
Foto: EPA-EFE/SAUDI HAJJ AND UMRAH MINISTRY
Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Saudi menunjukkan jamaah haji mengenakan masker pelindung wajah, berputar-putar di sekitar Ka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) mendorong pariwisata ramah Muslim sebagai salah satu sektor prioritas dalam pengembangan ekonomi syariah. Deputi Gubernur BI, Rosmaya Hadi menyampaikan optimisme terhadap pengembangan industri pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19. 

"Untuk itu, setidaknya terdapat tiga strategi adaptasi kenormalan baru bagi pariwisata ramah Muslim," katanya dalam acara konferensi Internasional virtual tentang Pariwisata Halal, Selasa (26/10).

Baca Juga

Pertama, membangun infrastruktur yang mendukung kegiatan pascapandemi, khususnya terkait peran teknologi digital yang makin penting dalam mendukung pariwisata. Kedua, beralih ke model pariwisata berkelanjutan yang menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan pemeliharaan lingkungan dengan melibatkan komunitas lokal.

Ketiga, penguatan ekosistem pariwisata ramah Muslim, yang mencakup hotel, transportasi, makanan, paket wisata dan keuangan, untuk memenuhi  kebutuhan wisatawan Muslim yang trennya meningkat. Pariwisata halal, haji dan umrah menjadi fokus pembahasan dalam ISEF 2021 yang masih akan berlangsung hingga tanggal 30 Oktober 2021.

Rangkaian acara diselenggarakan secara hybrid, kerja sama antara Bank Indonesia dan Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) dan sejumlah mitra strategis di bidang ekonomi keuangan syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement