Kamis 21 Oct 2021 04:43 WIB

Menparekraf: Pariwisata Kunci Penggerak Pemulihan Ekonomi

Sektor pariwisata sangat strategis membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya.

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Wisatawan menikmati jalur pedestrian  di kawasan Titik Nol Yogyakarta, Selasa (19/10). Pemerintah pusat telah memutuskan memperpanjang PPKM dan DIY akhirnya bisa turun ke level 2. Penurunan level PPKM di DIY ini diatur di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 53 tahun 2021. Penurunan menjadi level 2 ini merupakan angin segar untuk pariwisata dan sektor ekonomi.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wisatawan menikmati jalur pedestrian di kawasan Titik Nol Yogyakarta, Selasa (19/10). Pemerintah pusat telah memutuskan memperpanjang PPKM dan DIY akhirnya bisa turun ke level 2. Penurunan level PPKM di DIY ini diatur di dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) No 53 tahun 2021. Penurunan menjadi level 2 ini merupakan angin segar untuk pariwisata dan sektor ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menilai sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dapat menjadi mesin penggerak pemulihan ekonomi nasional. Hal ini bisa diwujudkan melalui tiga sinergi yakni inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan sektor pariwisata sangat strategis membuka lapangan kerja yang seluas-luasnya. “Agar bisa mewujudkan pemulihan ekonomi nasional, ada tiga strategi kunci yang perlu diterapkan, yakni inovasi, adaptasi dan kolaborasi,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (20/10).

Sandiaga yang menghadiri  wisuda President University juga berpesan agar lulusan turut memajukan industri pariwisata dan ekonomi kreatif. “Jangan ragu untuk memajukan industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Sebab sektor ini sangat penting, banyak negara maju yang menjadikan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai penopang utama dari perekonomiannya,” ucapnya.

Rektor President University Jony Oktavian Haryanto menambahkan saat ini dunia modern semakin bergerak maju dan persaingan menjadi semakin ketat. Hal ini mengingat persaingan tidak hanya melibatkan sesama manusia, tetapi juga mesin atau robot. 

“Oleh karena itu, segenap lulusan dituntut kreatif, berinovasi dan tak berhenti mengasah keterampilannya, bekerja lebih tekun dan lebih berdedikasi. Hanya dengan cara seperti posisi manusia menjadi tak bisa digantikan oleh mesin dan robot,” ucapnya.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan agar bisa menjadi generasi yang mampu bertahan menghadapi berbagai tantangan, kuncinya yakni seluruh wisudawan perlu menjadikan dirinya responsif dan adaptif. 

“Jika ingin menjadi pemenang pada masa depan, para wisudawan harus mampu dengan cepat merespon, menguasai, dan beradaptasi dengan disrupsi 4.0. Hanya dengan cara seperti itu kalian akan mampu mewujudkan visi Indonesia 2045, yakni menjadi negara dengan perekonomian terbesar keempat terbesar di dunia,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement