Senin 27 Sep 2021 13:35 WIB

Pemerintah Target Holding BUMN Pariwisata Terbentuk 2023

Tahapan pembentukan holding tinggal menunggu tanda tangan dari Menteri BUMN.

Rep: M Nursyamsi/ Red: Friska Yolandha
Pengunjung berswafoto di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Ratu Boko, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (24/9/2021). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan holding BUMN Pariwisata dapat terbentuk pada 2023 mendatang.
Foto: ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Pengunjung berswafoto di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Ratu Boko, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Jumat (24/9/2021). Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan holding BUMN Pariwisata dapat terbentuk pada 2023 mendatang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan holding BUMN Pariwisata dapat terbentuk pada 2023 mendatang. Holding tersebut nantinya bakal terintegrasi dari bidang akomodasi, amenitas, hingga yang fokus meningkatkan daya tarik wisata.

Sekretarsi Kementerian BUMN, Susyanto, menjelaskan, holding BUMN Pariwisata akan bernama InJourney yang menjalankan bisnis pariwisata terintegrasi. Saat ini pembentukan holding memasuki tahap pertama yakni pembentukan holding pariwisata diawali melalui pengalihan saham seri B sejumlah BUMN yakni PT Hotel Indonesia Tour, PT Sarinah, PT TWC, PT Angkasa Pura I dan II sebagai tambaha penyertaan modal negara ke dalam modal saham PT Aviasi Pariwisata Indonesia.

"Proses pertama ini sudah dalam tahapan pembentukan holding tinggal menunggu tanda tangan dari Menteri BUMN," kata Susyanto dalam Rakornas Kemenparekraf, Senin (27/9).

Selanjutnya, memasuki tahap kedua yakni pada kuartal IV tahun ini, akan dilakukan proses inbreng PT Pengembang Pariwisata Indonesia atau ITDC. Proses inbreng akan dilakukan jika penyertaan modal negara ke ITDC sebagai persero sudah disetujui.

 

Adapun pada tahap ketiga yakni dilakukan pada tahun depan. Pemerintah akan fokus pada PT Garuda Indonesia sebagai maskapai pelat merah yang akan melakukan proses restrukturisasi.

"Penyelarasan strategis dilakukan dengan virtual holding atau konsep kerja sama operasional. Jadi kalau ini selesai tahun 2023 nanti InJourney yang kita idam-idamkan akan mendukung pariwisata dari hulu ke hilir," kata Susyanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement