Jumat 06 Aug 2021 06:41 WIB

Ekonomi Tumbuh 7 Persen, Himbara: Bisnis Bank Terus Melaju

Pertama kalinya pertumbuhan kredit positif sekitar 0,6 persen secara yoy.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso.
Foto: BRI
Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) mengakui optimistis dalam penyaluran kredit pada sisa tahun ini. Hal ini untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2021.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua 2021 sebesar 3,31 persen dibandingkan dengan kuartal pertama 2021 atau secara quarter to quarter (qtq). Adapun secara year on year (yoy) pertumbuhan ekonomi kuartal dua 2021 mencapai 7,07 persen. Capaian itu mengalami perbaikan dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2021 yang terkontraksi sebesar 0,71 persen (yoy).

Ketua Himbara Sunarso mengatakan selama ini Himbara telah menjadi mitra utama pemerintah dalam implementasi program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Per Mei 2021 total penyaluran stimulus PEN sebesar Rp 370,55 triliun di luar restrukturisasi. 

Adapun nilai itu disalurkan kepada 51,77 juta penerima. Sedangkan realisasi restrukturisasi kredit Himbara atas nasabah terdampak Covid-19 sampai sebanyak 3,43 Juta nasabah dengan total baki debet sebesar Rp 411,14 triliun.

“Himbara semakin optimistis bahwa momentum pemulihan ekonomi semakin dekat. Perbaikan kondisi ekonomi itu ditopang pertumbuhan kredit perbankan yang menunjukkan tren perbaikan,” ujarnya dalam keterangan resmi seperti dikutip Jumat (6/8).

Bahkan, menurutnya, pertama kalinya pertumbuhan kredit positif sekitar 0,6 persen secara year on year (yoy) pada Juni 2021 yang sebelumnya selalu negatif selama delapan bulan berturut-turut sejak Oktober 2020. Sunarso mencontohkan pertumbuhan kredit BRI khususnya segmen mikro tumbuh sebesar 17 persen year on year.

“Pertumbuhan ekonomi ini, sangat memberikan harapan ke depannya. Ini menunjukkan pemulihan yang nyata baik dari sisi permintaan maupun produksi dan diharapkan menjadi titik balik pemulihan dan percepatan ekonomi ke depan. Momentum pemulihan ekonomi ini harus dijaga,” ujar Sunarso.

Sunarso melihat terdapat beberapa faktor yang selama ini dijalankan pemerintah dan semua pemangku kepentingan untuk menjaga keberlanjutan pemulihan ekonomi tersebut. Pertama, program akselerasi vaksinasi yang masif. Kedua, dukungan kebijakan fiskal dan moneter yang tepat, sehingga menopang pertumbuhan. 

“Hal ini pemerintah mendukung pemulihan ekonomi dengan berbagai kebijakan yang pro growth dan pro poor,” ucapnya.

Ketiga, pemulihan ekonomi global mendorong sektor eksternal yaitu ekspor yang lebih baik tahun ini. Keempat, keberhasilan menjaga iklim investasi yang berpeluang lebih tinggi pada tahun ini sehingga dapat menyerap tenaga kerja.

Kelima, pertumbuhan kredit perbankan nasional yang mulai positif. Adapun capaian itu lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat negatif. Dengan pola seperti ini, kata Sunarso, diyakini pertumbuhan kredit akan kembali tercatat positif hingga akhir 2021.

Terakhir konsumsi masyarakat yang kembali rebound setelah pembukaan kembali ekonomi. Berdasarkan tracking pola belanja yang dilakukan oleh Himbara, terlihat masyarakat Indonesia semakin cepat melakukan penyesuaian belanja pasca dilakukannya pembatasan mobilitas.

Oleh karena itu dia optimistis transaksi belanja akan kembali meningkat ketika kasus Covid-19 dapat diturunkan secara berkelanjutan juga jika pembatasan aktivitas ekonomi kembali dilonggarkan.

“Dengan berbagai faktor-faktor tersebut, bank-bank Himbara meyakini bahwa pemulihan ekonomi Indonesia sudah terlihat dan dalam jalur yang benar. Saat ini sudah terlihat cahaya terang di ujung lorong yang gelap, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua 2021 adalah tanda dan modal yang sangat positif untuk kebangkitan Indonesia,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement