Kamis 06 Feb 2020 18:56 WIB

Ewindo Latih Agribisnis Santri Pesantren Syek An-Nawawi

Santri dilatih cocok tanam sayur mayur, pengolahan, pengemasan, dan pemasaran.

Sejumlah petani memanen sayur sawi caisim. (ilustrasi)
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah petani memanen sayur sawi caisim. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT East West Seed Indonesia (Ewindo) memberikan pelatihan bidang agribisnis bagi santri-santri yang tergabung dalam Koperasi Mitra Santri Nasional binaan Wakil Presiden Ma'ruf Amin bertempat di Pesantren Syek An-Nawawi al-Bantani di Tanara Kabupaten Tangerang.

"Pelatihan ini mendapat dukungan Pemerintah Kerajaan Belanda melalui Kedubes di Indonesia yang selama ini memang banyak berkerja sama dengan pesantren di Indonesia," kata Managing Director PT Ewindo, Glenn Pardede di Jakarta, Kamis (6/2).

Kegiatan ini, ujar Glenn, melibatkan 7.883 santri dari berbagai wilayah di Indonesia untuk berpraktik langsung bertani sayuran di demplot seluas dua hektare yang dibangun di Tanara. "Kami mendirikan Center of Excellence dibidang hortikultura dengan harapan setelah memiliki keahlian dapat ditularkan di daerah masing-masing," kata dia.

Menurut Glenn para santri dilatih mulai dari bercocok tanam berbagai jenis sayur, pengolahan, pengemasan, sampai dengan pemasaran. Tujuannya agar mereka dapat menjadi wirausaha di bidang pertanian saat kembali di daerah.

 

"Dalam mewujudkan swasembada pangan, Indonesia membutuhkan lebih banyak petani profesional. Sementara pengetahuan petani di Indonesia sejauh ini hanya bercocok tanam padi. Padahal usai panen, lahan yang dimiliki masih dapat ditanami berbagai jenis sayuran," kata Glenn menjelaskan.

Glenn mengatakan pelatih bagi santri nasional ini diantaranya para petani sayur yang sukses di Tangerang. "Sebagai tahap awal bercocok tanam sayuran daun yang mudah dulu, setelah ahli baru diajarkan bertanam cabai, melon, jagung manis, cabai rawit, dan bawang merah yang potensi pasarnya besar," jelas Glenn.

Kerja sama dengan Koperasi Mitra Santri Nasional berlangsung selama tiga tahun dengan opsi setelah itu dapat diperpanjang lagi. Sedangkan untuk praktik di lapangan hanya membutuhkan waktu dua bulan, untuk selanjutnya akan bergiliran dengan santri lainnya.

"Untuk angkatan pertama ini diharapkan dalam waktu dua bulan sudah bisa panen raya serta diharapkan dapat dihadiri Wapres dan pejabat pemerintahan," kata Glenn.

Sedangkan Sekretaris Jenderal Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN), Wawan Purwandi mengatakan hadirnya demplot di sekitar lingkungan Pesantren diharapkan dapat menjadi stimulan untuk menjadi kurikulum atau observasi bagi para santri.

Demplot juga diharapkan dapat menumbuhkan motivasi bagi santri dan memberikan opsi setelah lulus pesantren agar dapat menjadi pengusaha berbasis pertanian.

Wawan juga mengatakan bahwa saat ini peran pemerintah melalui berbagai lembaganya sering kali tidak sinergi di lapangan sehingga pelaksanaannya tidak bisa berjalan optimal. Oleh karena itu pemerintah harus mendengarkan kebutuhan riil dan juga kebutuhan ekonomi petani.

Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan agribisnis ini adalah profesional/praktisi tani berpengalaman yang memiliki peran untuk mendidik santri sekaligus mendampingi teknik dan cara bercocok tanam langsung di lapangan.

Selain itu santri juga dilibatkan dalam pelatihan dan dibekali kemampuan agregator sehingga mampu mengembangkan ekosistem agribisnis yang baik meliputi pihak market, perusahaan, off taker, pemerintah, dan juga masyarakat yang secara khususnya adalah petani.

Harapan dari adanya kerja sama ini adalah para santri mampu mandiri untuk bertanam sayuran tidak lebih dari 1 tahun. Kegiatan pertanian ini bersifat praktik sehingga santri mampu menyerap ilmunya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement